Islam Dan Sejarah Situs Balong Naga Di Desa Silebu

 Sejarah Balong Naga



Saat invasi Belanda ke Indonesia menggunakan senapan tangan, hampir seluruh wilayah di Kuningan sampai pelosok disisir untuk menangkapi para pejuang Indonesia. ada salahsatu warisan nenek moyang yang cukup melegendaris dikalangan ilmu sastrawan yaitu situs balong naga,Uniknya ada beberapa wilayah yang konon, para tentara Belanda

enggan atau lebih tepat takut memasukinya. "Duka kunaon, walanda teh ngabedilan ti beulah kidul make senapan otomatis, tapi teu daek asup ka dieu mah (entah kenapa, Belanda tuh menembaki dari sebelah selatan dengan seulirnapan semi otomatis, tapi tidak berani masuk ke sini)," demikian kutipan Kiai H. Yos (88 th) sesepuh Desa Silebu Kecamatan Pancalang.




Abah Iyos memperkirakan kekompakan pemuda dengan bambu runcingnya sempat bikin ketar ketir pasukan Belanda berulang kali. Entah ada kaitan juga dengan "Sendang Semar" dan "Balong Naga" yang memang sudah cukup santer "kemisteriusannya" sejak jaman dahulu sebelum perang kemerdekaan.

Sendang (situ/balong gede) dinamai Semar karena bentuknya mirip tokoh pewayangan Semar. Sedangkan Balong Naga memiliki bentuk unik seperti ular atau angka sembilan atau huruf arab "wau" dilihat dari atas.

Riwayat situs balong naga ini masih belum banyak tersiar. Hasil pengukuran menggunakan metal detector aplikasi android oleh Komunitas Kelana Buana Ralthagan

menunjukkan angka 130 mikro tesla. Angka ini cukup menunjukkan usia batu yang cukup tua. Hingga saat ini situs balong naga belum terpelihara baik, dan belum terdokumentasi banyak. Hanya menurut abah Iyos, kakeknya pernah bercerita berkaitan dengan nama "Mertasinga" dan "Surya Jah Nagara".




  Ritual yang dilakukan dan Islamisasinya

 Melihat dari situs petilasan orang yang shaleh dan rela berjuang demi agama tentunya masyarakat sekitar juga mempercayai adanya kekramatan tempat tersebut. Masyarakat mempercayai adanya keberkahan pada air yang terdapat di balong tersebut. Kemudian akhirnya masyarakat sekitar mempercayai tentang air yang terdapat di balong naga tersebut mempunyai keberkahan yang menjadikan wasilah Allah SWT mengabulkan apa yang orang tersebut dibutuhkan mulai dari pengobatan, pemagaran, pemandian wanita yang sedang hamil 4 bulan/7 bulan dan lain-lain.


Ritual yang di lakukan tidak halnya seperti ritual-ritual yang di daerah lain melakukannya seperti adanya sesajen, bunga, bekakak dan lainnya. Ritual yang dilakukan yaitu hanya dengan bertawashul seperti biasa namun ada yang di khususkan kepada pangeran Suryanegara, kemudian ketika mengambil air balong tersebut ada cara yang berbeda yaitu mengambilnya harus menggunakan tangan kiri adapun untuk waktu dan ukuran mengambil air balong tidak ada batasan tertentu.


Dengan adanya keistimewaan yang menjadi kepercayaan masyarakat sekitar akhirnya masyarakat mempunyai keyakinan bahwa ketika seseorang mampu bertaqwa kepada Allah SWT, taat terhadap perintah Allah dan Rasulnya dan menjauhi larangannya. Maka orang tersebut akan mendapatkan keridloan dari keduanya dan orang yang mendapatkan keridloan darinya merekan akan diberikan oleh Allah SWT keberkahan hidupnya di dunia maupun di akhirat, masih hidup ataupun sudah wafat.


Komentar